KABAR MILITER - Drone trimaran anti kapal selam, yang secara resmi bernama “Anti-Submarine Warfare Continuous Trail Unmanned Vessel – ACTUV ” akan mulai berlayar pada tanggal 7 April, di Portland, Oregon, dan kemudian mulai melakukan pelayaran jarak jauhnya bekerjasama dengan Naval Research and the Space dan Naval Systems Warfare Command. Perahu robot ini akan melakukan misinya selama tiga bulan.
ACTUV dapat beroperasi selama beberapa bulan menjelajahi laut dan pesisir tanpa awak didalamnya dan mampu berburu kapal selam diesel elektrik musuh yang paling silent.
Kapal selam diesel elektrik, dengan mesin yang hampir tak bersuara sangat sulit untuk dilacak, kapal selam konvensional juga murah, hanya US$ 200 juta – US$ 300.000.000 per unit, membuat kapal selam konvensional sangat terjangkau untuk Negara-negara seperti Korea Utara dan Iran, yang mengklaim memiliki 17 kapal selam.
Project ACTUV ini dimulai pada tahun 2010, ketika Defense Advanced Research Projects Agency atau DARPA, mengumumkan bahwa pihaknya sedang membangun sebuah kapal otonom sepanjang 132 kaki yang mampu melacak kapal selam diesel elektrik yang tenang.
Memburu kapal selam diesel elektrik dengan kapal selam bertenaga nuklir membutuhkan biaya yang sangat mahal, dan ACTUV diklaim merupakan solusi paling murah untuk melakukannya. ACTUV dapat berlayar ribuan kilometer dan memata-matai lautan yang luas selama berbulan-bulan tanpa memikirkan logistik dan keselamatan awak manusia.
Negara ini yang memiliki kapal selam Diesel Elektrik
Rusia telah menjual banyak kapal selam diesel elektrik yang bisa memicu perlombaan senjata bawah laut. Kabarnya, Aljazair telah memesan dua kapal selam, Venezuela mengharapkan lima, dan Indonesia akan memiliki enam kapal selam pada tahun 2020. Iran mengklaim memiliki 17 kapal selam diesel elektrik.Kapal selam diesel elektrik dengan cepat menjadi salah satu ancaman terbesar bagi operasi Angkatan Laut dan industri pelayaran komersial senilai US$ 1,8 triliun.
Mendeteksi dan melacak kapal selam siluman merupakan tantangan besar bahkan bagi Angkatan Laut AS yang memiliki armada tempur berteknologi paling maju di dunia.
sumber : BASISMILITER.COM