Hadapi Tiongkok, Tahun 2017 Jadi Ujian Keamanan Nasional Taiwan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen 

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pada Sabtu 31 Desember, bahwa Taiwan akan "tenang" ketika berhadapan dengan Tiongkok.
Namun ketidakpastian pada 2017 akan menguji kepulauan otonom itu dan tim keamanan nasionalnya. Namun dirinya kembali berkomitmen untuk menjaga perdamaian.
Tiongkok begitu mencurigai Tsai, yang dianggap ingin menggerakkan kemerdekaan resmi Taiwan, sebuah kepulauan berpemerintahan mandiri, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang membangkang.
Berbicara pada konferensi pers akhir tahun, Tsai menyebut Taiwan "berdaulat, negara merdeka", mengulangi mantra biasa pemerintahnya, yang terbuka untuk menggelar pembicaraan baru dengan Tiongkok. Tetapi seraya menambahkan bahwa perkembangan terakhir tidak membantu hubungan Tiongkok-Taiwan.
"Dihadapkan dengan beberapa ketidakpastian, kami akan mempertahankan perdamaian dan stabilitas, ketika mencoba buat menemukan kemungkinan-kemungkinan baru," kata Tsai seperti dikutip Reuters, Sabtu (31/12/2016).
"Ini akan menguji ketahanan semua tim keamanan nasional kita dan pemerintah secara keseluruhan," sambungnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump membuat marah Tiongkok bulan ini ketika berbicara dengan Tsai, yang meretakkan puluhan tahun preseden dan meragukan komitmen pemerintahannya terhadap kebijakan Beijing mengenai "satu China".
Militer Tiongkok telah mengkhawatirkan apa yang dilihatnya sebagai dukungan Trump kepada Taiwan dan sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang kuat demi mencegah kepulauan itu bergerak menuju kemerdekaan, kata beberapa sumber yang memiliki hubungan dengan perwira militer senior.
Hubungan Tiongkok dan Taiwan telah memburuk sejak Presiden Tsai, yang mengetuai partai pro-kemerdekaan yang berkuasa, Partai Progresif Demokratik, terpilih pada Januari lalu. Bahkan di saat dirinya sudah berjanji menjaga perdamaian dengan Tiongkok.
Beijing ingin Tsai mengakui prinsip "satu China", yakni Taiwan bagian dari Tiongkok, namun tujuh bulan sejak menjabat pada Mei, Tsai belum melakukannya.
Beijing membekukan saluran komunikasi resmi dengan Taipei pada Juni. Dan, bulan ini, hubungan dengan negara kecil Afrika, Sao Tome, dihidupkan kembali hanya lima hari setelah Tiongkok memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Tiongkok juga melayarkan armada kapal perang, yang dipimpin kapal induk tunggalnya, di sekitar kepulauan itu dalam latihan yang disebut rutin.
"Beberapa hal telah terjadi antara (Taiwan dan Tiongkok) atau kawasan ini. Meskipun kami merasakan itu, kami akan tenang menghadapi mereka," kata Tsai. Dia menambahkan, kedua belah pihak harus fleksibel dan bahwa ada ruang untuk berbicara dengan Tiongkok.
Janji Taiwan demi menjaga perdamaian dan stabilitas tidak berubah dan niat baik terhadap Tiongkok tidak berubah, katanya, menambahkan bahwa Taiwan tidak mau ditekan.
"Hubungan lintas-selat tentu menjadi tantangan bagi rakyat Taiwan dan untuk negara ini," katanya. "Tapi jangan lupa bahwa kita negara berdaulat, bangsa yang merdeka, dan ini merupakan pengakuan secara kolektif (di Taiwan)," kata Tsai.
Pasukan nasionalis yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada 1949 pada akhir perang saudara Tiongkok. Beijing pun tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menundukkan Taiwan di bawah kendalinya.
Jalinan drama masih berlanjut dengan singgahnya Tsai di AS, bulan depan, dalam kunjungan ke Amerika Latin. Tiongkok telah menyerukan AS untuk memblokir transit tersebut.
Tsai mengatakan, transit itu tidak resmi, dan spekulasi tentang hal itu "berlebihan".
Sumber : http://internasional.metrotvnews.com/asia/PNggA8PN-hadapi-tiongkok-tahun-2017-jadi-ujian-keamanan-nasional-taiwan

BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : Aksara Tanpa makna

Badas Indonesia