Bom Tandan BL755 |
Setelah berulangkali Inggris menyanggah, akhirnya Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengaku bahwa pesawat-pesawat tempurnya menjatuhkan bom tandan BL755 yang mereka peroleh dari Inggris dalam operasi militer di Yaman.
Pemerintah Inggris yang sudah meratifikasi konvensi untuk melarang penggunaan bom tandan dalam perang, memasok BL755 ke Arab Saudi sebagai bagian dari paket penjualan senjata Al Yamamah pada 1985 bersama dengan pembom tempur Tornado. Inggris juga memasok BL755 ke Jerman, Belanda, Perancis, dan Italia yang menggunakannya secara terbatas. Bom tandan dengan harganya yang murah dianggap memiliki efektifitas tinggi dalam pertempuran.
BL755 sendiri dikembangkan oleh Hunting Engineering Limited, Ampthill, Bedford-England. BL755 mulai dikembangkan atas pesanan Royal Air Force yang memikirkan ancaman serangan bergelombang dari kendaraan lapis baja dan tank Soviet.
Hunting Engineering mengembangkan bom tandan sebagai solusi. Bom ini pecah di udara dan melepaskan sub munisi atau bomblet yang didesain untuk menyebar pada area tertentu, meledak secara terpisah, dan menghancurkan bagian atap kubah atau ruang mesin pada kendaraan lapis baja yang lebih tipis. Hanya butuh waktu pengembangan empat tahun sebelum BL755 masuk ke dalam dinas aktif pada 1972.
Pola sebaran BL755 didesain sedemikian rupa agar mampu dilepaskan dari pesawat tempur yang melesat dengan kecepatan tinggi. Saat melayang di udara, BL755 akan pecah dan melepaskan muatannya secara simultan. Sub munisi/bombletnya dilengkapi dengan sistem parasut untuk memperlambat lajunya ke permukaan tanah. Selain itu, parasut juga memperbaiki sudut serang bomblet yang menggunakan hululedak shaped charge.
Seperti diketahui, hululedak shaped charge membutuhkan sudut penempelan sempurna antara sudut gas panas yang dihasilkan dengan permukaan sasaran.
Sub munisi/bomblet BL755 sendiri berbentuk seperti ekor bom, dengan silinder di ekor untuk tempat menyimpan parasut dan pegas dengan sumbu di kepala bom. Bomblet ini memiliki fitur dual mode, dengan pilihan shaped charge atau HEAT (High Explosive Anti Tank) untuk misi antilapis baja dan shrapnel untuk fragmentasi anti personel.
Satu bom BL755 bisa memuat 147 bomblet, tersimpan di dalam tujuh lajur di dalam bomnya. Sistem pelepasan bomblet diatur dengan sumbu mekanik untuk menjamin pola impak yang merata, dan sumbunya aktif begitu bomblet terlepas dari bomnya. Daya penetrasi dari setiap bomblet mencapai 25 cm lapisan baja RHA (Rolled Homogeneous Armor). Bomblet tersebut mampu menghasilkan 2.500 fragmen logam tajam yang letal dan mampu menembus kulit kendaraan ringan.
Sepanjang umur produksinya, BL755 dikembangkan dalam empat varian. Mark 2 disempurnakan dengan pemendekan waktu detonasi, Mark 3 ditambahkan lug suspensi yang lebih rigid, dan Mark 4 dilengkapi dengan sumbu yang bisa diatur-atur waktu detonasinya.
BL755 kemudian dikembangkan menjadi senjata lain, termasuk digunakan sebagai hululedak untuk sistem M270 MLRS (Multiple Launch Rocket System). BL755 juga dimodifikasi untuk dapat melontarkan SWATHE (Smart Weapon, Anti Armor Thorn Hunting Engineering Weapon) berupa sub-munisi dengan sistem kendali pintar untuk menemukan tank yang bergerak di permukaan tanah.
Penggunaan bom tandan sendiri masih dianggap sebagai isu yang kontroversial dalam peperangan karena sifatnya yang indiskriminan dan juga resiko tidak meledaknya sub munisi/bomblet. Efeknya dapat melukai penduduk sipil, terutama anak-anak yang tidak menyadari bahaya bom semacam ini.
Inggris pun pada akhirnya mengakui penjualan 500 unit BL755 kepada Arab Saudi, sesuai dengan surat yang dikirimkan oleh Menteri Pertahanan Michael Fallon kepada anggota parlemen pada akhir 2016. Penjualan tersebut berakhir ketika pengiriman selesai pada 1989, atau sebelum Inggris meratifikasi perjanjian anti bom tandan. Walaupun begitu, Inggris saat ini memiliki kontingen penasehat militer dari RAF yang ditempatkan di Arab Saudi untuk memberi masukan pada pilot-pilot AU Arab Saudi dalam menjalankan misi pembomannya. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/