Pussenkav TNI AD Upgrade Tank FV101 Scorpion |
Selain Anoa amfibi yang dijajal langsung oleh Presiden Joko Widodo, gelaran Rapat Pimpinan TNI di Mabes TNI Cilangkap juga diramaikan dengan pameran statik alutsista hasil pengembangan atau modifikasi yang dilakukan oleh TNI bekerjasama dengan perusahaan rekanan. Salah satu yang Angkasa temui dan belum pernah dipamerkan sebelumnya adalah modifikasi atau upgrade terhadap tank ringan FV101 Scorpion milik Kavaleri TNI AD.
Seperti diketahui, TNI AD memiliki sejumlah tank ringan Scorpion 90 yang dibeli pada masa Orde Baru dan terdiri dari varian FV101 Scorpion dengan meriam atau kanon 90mm low pressure Cockerill MK3M-A1, kendaraan angkut pasukan FV103 Spartan, kendaraan evakuasi/ recovery FV106 Samson, versi ambulan FV104 Samaritan, serta varian logistik dan pembawa jembatan, berikut truk Bedford pengangkutnya.
Nah, saat ini TNI AD telah memiliki jajaran MBT Leopard 2A4, tetapi bukan berarti Scorpion 90 kemudian dipensiunkan. Justru sebaliknya, Scorpion 90 yang dimiliki TNI AD ditingkatkan kemampuannya agar masih sesuai dengan tingkatan dan ancaman yang dihadapi oleh TNI.
Nah, Scorpion 90 hasil modifikasi itu dipamerkan pada Rapimnas TNI tahun 2017 ini. Jika melihat sosok ‘aksesoris’ yang terpasang di tubuhnya, ketahuan bahwa fokus upgrade yang dicangkokkan pada Scorpion 90 berkutat pada daya gerak dan daya hancurnya.
Modifikasi daya gerak tersebut terlihat pada penggantian sistem rantai Scorpion 90, dari yang tadinya menggunakan track link atau konektor antar segmen rantai model single pin menjadi double pin. Penggantian ini memudahkan perawatan, karena desain rantai orisinil Scorpion membuatnya sukar dirawat dan diganti pad shoenya. Dengan penggantian ke sistem double pin, maka penggantian pad shoe atau tapak/ sepatu karet bisa dilakukan dengan mudah, sehingga tidak meninggalkan jejak pada aspal dan awak lebih nyaman saat berkendara.
Sementara modifikasi ekstensif dilakukan pada sistem penginderaan dan solusi penembakan. Scorpion 90 versi asli dilengkapi dengan sistem kendali penembakan Avimo dan sistem bidik yang distabilisasi. Namun keterbatasannya terletak pada kemampuan bidik dalam kondisi cahaya minim atau pada malam hari. Teleskop bidik pada Scorpion 90 memang sudah dilengkapi dengan sistem night vision, tetapi masih menggunakan sistem generasi kedua yang kurang sensitif untuk menemukan sasaran yang jaraknya jauh, dan mudah silau apabila terkena sumber cahaya terang seperti kilat petir.
Nah, pada Scorpion 90 hasil upgrade ini dipasang sistem kamera termal generasi terbaru, dimana danran memiliki opsi kamera termal dengan lensa 100mm dan 25mm, sementara juru tembak menerima kamera termal 100mm. Pengemudi pun menerima kamera termal 19mm untuk membantu mengemudi di malam hari. Boks sistem kamera ini disediakan pada dudukan yang dipasang di atas pangkal meriam untuk juru tembak, dan dipasang pada turret kecil di antara blok teleskop bidik untuk komandan. Versi milik komandan dapat berputar 360o untuk memampukannya memburu sasaran. Sementara untuk pengemudi, dipasang satu rumah optik di sisi kiri glacis tepat di depan palka untuk keluar masuk pengemudi.
Sementara untuk ubahan yang paling gahar adalah sistem komputer balistik baru untuk Scorpion 90, yang mampu menghitung lintasan balistik peluru yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Komputer bidik pun bisa menjejak lima sasaran secara simultan yang tertangkap di layar komputer, dan mengunci satu di antaranya. Gerak laras dan kubah bisa diatur untuk terus mengikuti sasaran, sampai dengan penyediaan solusi penembakan untuk menghajar sasaran. Kita harapkan agar hasil riset ini dapat diteruskan untuk modifikasi seluruh Scorpion 90 milik TNI AD. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/